Re-fresh
Punya Ts....
“Aku berlari mengejar waktu”
“Terlambat bukanlah gayaku”
~Nasir Nafi~
2016/8/17
“Sial aku terlamba! padahal ini adalah hari yang penting.” kataku sambil berlari mengejar waktu.
Biasanya aku melewati SMP adiku sebelum ke sekolah. tapi pagi itu aku harus melewati pasar dan berlari dengan semangat 45. Bukan karena suatu hal keren, tapi aku melakukan kesalahan yang umum bagi anak SMA. Yapps benar, aku terlambat “hahaha”. Hari itu adalah sebuah berkah, bukan hanya karena hari itu hari Jumat, tapi itu juga hari perayaan kemerdekaan Indonesia 1945.
Aku berlari... menembus pasar dan melihat banyak sekali bendera merah putih di pinggir jalan.
Sfx: “ikan-ikan” teriakan penjual ikan. “ayo bu, diborong lagi diskon 17-an” kata penjual baju. “Merdeka....... merdeka........ hidup Indonesia ku” teriakan dari seorang pemuda yang masih memiliki rasa cinta akan tanah air.
“Hufh... hufh... sial, sebentar lagi upacara bendera. Aku harus mengikutinya.” Kataku sambil terengah-engah kelelahan.
Aku terus berlari melewati pasar, sampai ada yang akhirnya menasehatiku.
“Eh, nak Nasir, pelan pelan nanti jatuh.” teriakan dari Bu Emi yang sedang membeli sayur.
“iya Bu.” Ucapku. Karena aku sedang terburu-buru jadi aku tidak sempat melihat wajahnya.
Then..........
Aku berlari, menembus pasar dan melihat banyak sekali bendera merah putih yang sepertinya aku pernah melihatnya.
Sfx: “ikan ikan.” teriakan penjual ikan. “ayo bu, diborong lagi diskon 17-an” kata penjual baju.” “Merdeka....... merdeka........ hidup, Indonesia ku” teriakan dari seorang pemuda yang masih memiliki rasa cinta akan tanah air.
“Tunggu..., sepertinya aku pernah mengalaminya. jangan-jangan... Sial!!!, saat seperti ini aku harus berpikir.” ucapan kekesalanku dari dalam hati.
“Ok Nasir, kau harus tenang.” aku menyemangati diriku sambil mengontrol nafasku.
“Bendera, ikan, pemuda, sayur. Arrrgg...... susah sekali, seandainya ada sedikit petunjuk.” aku kesal karena biasanya sebelum terjadi pengulangan selalu ada teriakan atau pertanda lainya. Tapi kali ini aku tidak melihat suatu pertanda apapun.
Aku terus berjalan sambil melihat sekeliling, apakah ada hal konyol yang terjadi. Lalu Bu Emi memanggilku dari bawah pohon mangga dekat tukang sayur.
“Nak Nasir, kok belum sekolah sudah jam 7.20 nih.” kata Bu Emi.
“Ooh, iya Bu ini Nasir sedang jalan.” kali ini aku melihat wajah Ibu Emi karena aku tidak sedang berlari. Dan yang benar saja, aku melihat dompet Bu Emi yang mengintip keluar, dan disampingnya ada seorang pria mengenakan kaos biru bercelana pendek yang sedang melihat-lihat dan mencoba untuk mengambil dompet Bu Emi.
Pada saat itu, tanpa pikir panjang aku langsung mencari akal untuk mencegah hal ini. Bukan karena rasa ingin menolong, tapi setiap kali aku pulang sekolah dan bertemu dengannya aku selalu di ajak makan bersama. “Hehehe”
“(cih.... makan gratisku, Baiklah..... aku tidak bisa membiarkannya)” kataku, yang langsung mendekati ibu Emi dan berkata.
“Bu Emi, karena Nasir tadi buru-buru, Nasir jadi lupa minta uang jajan sama ibu. Jadi, Nasir boleh gak minjem uang ibu? Nasir janji deh, nanti pulang sekolah Nasir kembalikan.” kataku sambil memelas meminta uang jajan.
“yaa boleh toh nak Nasir, sebentar ya.” kata Bu Emi.
bu Emi langsung mengambil dompet yang mengintip tadi dan mengambil uang 50 ribu dari dalam dompetnya.
“Ini Nak Nasir, uangnya ibu kasih lebih, karena kamu sudah membantu ibu jualan kemarin.” kata Ibu Emi sambil memberikan uangnya dan tersenyum kepadaku.
“(Alhamdulillah rejeki anak durhaka... Eh... anak Sholeh) makasih ya Bu, nanti pulang sekolah Nasir kembalikan, janji seorang Pelajar.” kataku.
“iya nak Nasir Minggu depan juga gak apa apa kok.” katanya sambil tersenyum untuk kedua kalinya.
Lalu Bu Emi langsung menaruh dompetnya tadi kedalam tas. Dan... kali ini, dompetnya bersembunyi dengan tenang dan tidak mencoba untuk mengintip. Akupun melanjutkan perjalanan ke sekolah.
“(dah lah males... Cari mangsa lain aja deh)” kata hati si pencuri.
Setelah itu aku menunggu sebentar, untuk melihat apakah memang benar penyebab pengulangan ini adalah dompet Bu Emi. Dan ternyata waktu tetap berjalan normal dan tidak terjadi pengurangan, yang artinya aku bisa berlari lagi ke sekolah mengejar upacara 17-an.
“Hmmm sepertinya tidak terjadi pengulangan lagi, berarti tadi itu adalah penyebabnya.”pikirku.
Lalu aku mulai berlari dan terus berlari, sampai akhirnya tiba didepan gerbang ilmu Pengetahuan.
“Woy, Nasir kok buru-buru? Kan hari ini kita Cuma upacara bendera.” kata kawanku. “Adam Zuhayr” namanya, tapi aku panggil dia dengan nama depannya “Adam”. Karena, nama Zuhayr terlalu keren dan tidak pas dengan wajah dan sifatnya. “Hehehe”
“iya nih, aku buru-buru. Gak enak sama para pembebas kemerdekaan, mereka udah membebaskan Indonesia dari tangan penjajah. Masa kita yang udah merdeka gak mau disuruh hormat bendera aja.” kataku sambil memandang kearah tiang bendera yang belum dipasangi bendera tanah air.
“Wes hebat” kata Adam sambil menepuk pundakku.
“Hehehe, yok Nasir, masuk kelas. Berat nih bawa tas isinya dosa semua.”
“Hahaha... Bisa aja.”
Kamipun berjalan kekelas untuk menaruh tas kami yang isinya dosa.
“Ok” selagi menunggu aku membawa tas ke kelas, aku akan memperkenalkan diri. Namaku Nasir Nafi, aku tinggal di Medan, dan lahir pada tahun 2000. Namaku ini diberikan oleh pasangan suami istri yang sangat mencintai satu sama lain. Mereka memberikan nama ini, agar kelak aku bisa menjadi seorang yang bisa memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan. Aku tinggal bersama mereka dan kakekku. lalu tanpa spoiler lagi, kita akan langsung ke poin utamanya.
Pasti kalian bertanya tanya apa? Dan Kenapa aku bisa melakukan pengulangan waktu itu?
Aku sih belum tahu cara mengendalikannya, apalagi cara menghentikannya.
“Pengulangan” itulah sebutan sementara untuk penyakit yang kualami ini.
Flash back.......(hari kelulusan SD)
Kami melewati seorang anak emas yang memiliki nilai lebih tinggi diatasku. dia dengan ayahnya berjalan pulang. Mereka hanya melewati kami bagaikan angin lalu.
“Keren kamu dapat ranking 1 pertahankan ya!“ kata papa si anak perempuan.
“Iya pa.” kata anaknya.
Lalu bundaku juga mengucapkan selamat di depan taman sekolah.
“Alhamdulillah nak, bunda senang sekali kami bisa lulus, apalagi dengan ranking 3, ibu bangga banget.” katakata bundaku dengan nada bahagia.
“Iya Bun, Nasir juga seneng banget. Dengan ini, Nasir pasti bisa masuk ke SMP yang Nasir impikan.”
“Iya nak... sekarang sebagai hadiah, Nasir mau makan apa? Atau kita ke restoran aja?”
“Wahhhh.... ibu baik banget. Kalau gitu Nasir minta sate Madura buatan bunda, yang enaknya gak ketolongan.” kataku dengan wajah tersenyum tentunya.
“siap, ibu buatkan yang porsi besar, supaya Nasir tambah kuat dan cerdas agar kelak bisa menjadi seorang presiden.” dengan nada gembira bahagia bundaku mengatakan itu.
“(wow presiden,padahal aku belum kepikiran masa depan dari dulu sampai Segede gajah begini)” kukatakan dalam hati.
“Ayo nak kita ke pasar untuk mencari dagingnya.” kata bundaku sambil memegang tanganku, mengajakku keluar taman.
Aku dan bunda berjalan menuju jalan raya, dan akan menyebrang untuk mencari becak atau angkot. Lalu dari kejauhan ada sebuah mobil pribadi yang dikendarai oleh seorang laki-laki kaya tampaknya.
Berikut pembicaraan di mobil tersebut.....
Short story “sopir dan setan”...
“ya tuhan....kenapa!..... kenapa!.... kau memberikan cobaan ini.” (Mukanya memerah dan meneteskan air mata), nampaknya dia sedang sedih(pikir setan).
“kenapa selalu cobaan menyakitkan ini kau berikan ya tuhan...” (mukanya semakin memerah) ok actually, dia pasti sedang bersedih (pikir setan).
“perjalananku masih panjang ya tuhan...” pasti orang tuanya meninggal dunia, dan dia belum bisa menikah (pikir setan, lagi..).
“Arrrggggggggg!“( pria itu berteriak). (Setan pun terkejut mendengar teriakannya yang tiba-tiba itu).
“Aku harus cepat, Panggilan alam sudah diujung tanduk. Selalu saja seperti ini ketika dalam perjalanan jauh.” (Setan disampingnya pun membuka mulut “Hooyyy!!!...... kirain lhu ada Kemalangan, rupanya lhu Cuma nahan eeq doank).
“mpsssahhhh bau kentud”(kata setan)
Lalu si setan mencoba untuk menghasut pria mules itu.
“Ok gan sekarang, lhu tinggal ngebut aj, keburu tuh simpenan diperut lhu keluar semua. Gue juga jadi terganggu mau ganggu lhu, bau soalnya,” kata setan.
Mobil itupun langsung tancap gass, bagai burung yang merasa tidak ada halangan di udara. Dan yaps, sesuai dugaan kalian mobil itu melaju kencang dan menabrak aku dan bundaku, mungkin itu adalah akhir bagi ibu dan anak seperti kami.
“Bu awas!!!” teriakan pak satpam dari seberang jalan.
“anakku!” bunda langsung memelukku dengan erat, bagaikan ingin melindungiku.
Mobil itu langsung menabrak kami berdua. Aku berada dibawah mobil tepatnya terjepit dibawah roda mobil itu, sedangkan bunda ,tertabrak dan berada di bagian depan mobil diantara pohon besar samping gerbang.
“aduh .... Bunda ...bunda ...”kataku dengan nada pelan sambil menahan sakit.
“bunda ... bangun”
“Bangun bunda ....” aku terus memanggilnya. Tetapi bunda tetap diam tak bergeming
“(aku harus bisa menolong bunda)” aku berusaha keluar dari kolong mobil, tapi tidak bisa. kakiku waktu itu terjepit dan tidak bisa digerakkan.
Pada saat itu, aku merasakan sakit yang luar biasa, baik dibagian kakiku dan juga hatiku. Hatiku waktu itu seperti sesak dan sakit. Dipikiranku hanya ada rasa ingin menolong bunda yang sudah terbaring Tek bernyawa.
“ya allah kenapa, kenapa ini terjadi ya Allah. Apa salah Nasir ya Allah,”
“berikanlah Nasir!. berikan Nasir kesempatan, untuk meminta maaf kepada bunda ya Allah ..., Nasir janji akan menuruti semua perintah dan selalu mendengarkan nasehatnya,” itu adalah permohonanku waktu itu, permohonan yang keluar langsung dari hati kecilku. Permohonan ikhlas,tulus, dan penuh harapan supaya terkabul.
“Ya Allah ....” suaraku serasa menghilang dan aku mulai tidak kuat untuk membuka mata. Aku mulai melihat cahaya putih yang aku anggap adalah akhir dari kisah ini. Tapi ....
Then..........
“Alhamdulillah nak bunda senang sekali kami bisa lulus, apalagi dengan ranking 3, ibu bangga banget,” kata bundaku dengan nada bahagia
“Hah?” aku masih heran waktu itu, dan air mataku masih mengalir keluar.
“Lho nak, kenapa nangis,” tanya bunda
“Huuuuuu ..... Enggak Bun, Nasir cuman seneng dapat rangking 3.” aku mencoba mengusap Air mataku, dan melupakan mimpi buruk itu.
“cup ... Cup ..., bunda kira, tadi Nasir sedang bersedih karena di jahili teman. Ok, sekarang Nasir mau makan apa?. Ini sebagai hadiah untuk Nasir yang giat belajar,“ kata ibuku, menenangkanku sambil mengusap kepalaku.
mendengar hal ini, aku merasa seperti mengulangi mimpiku itu. Lalu aku langsung bergegas mencegah bunda untuk menyebrangi jalan.
“bunda, Nasir mau beli es kelapa muda dulu. Nasir haus nih Bun,” kataku sambil menarik baju bunda ke arah pak Udin tukang es kelapa.
“Iya ... Jangan tarik-tarik baju ibu donk, kita beli itu dulu,” kata bunda.
Kami berjalan menjauh dari jalan kematian itu. Lalu beberapa saat kemudian, Mobil itu menabrak pohon di dekat gerbang. Dan pada saat itu tidak ada korban.
“Astagfirullah pak, bapak gak papa?” kata pak satpam.
“Aduh ...”kata sopir sambil memegang perutnya.
“Aduh apa pak, apa yang sakit?” pak satpam makin kebingungan mendengarnya .
“Perutku pak ...” kata sopir dengan nada lesu.
“Kenapa? kenapa perutnya?”kata satpam yang makin ketakutan dibuat si sopir yang nampak kaya itu.
“mules, perutku mules pak ...” sang sopir langsung lari menuju kamar mandi Sekolah dan meninggalkan mobilnya yang ringsek karena menabrak pohon.
Pak satpam yang mendengar itu dan melihatnya berlari ke WC sekolah. yang awalnya khawatir, sekarang menjadi kesal dan membanting topinya sekuat tenaga ke tanah.
“ya elah... kirain kenapa, rupanya kebelet BaB doank. Bikin orang panik aja”
Begitulah singkat cerita asal mula penyakit ini bermula. Untuk waktu pengulangan biasanya hanya 10 detik, tapi waktu itu pengulangannya mundur agak lama. Aku tidak menghitungnya waktu itu. Bahkan, aku ingin melupakan mimpi buruk itu.
Ok kak, langsung lanjut ke arc ke-2 ya. Disana nanti akan ada pemain baru yang sedikit aneh dan pendiam tetapi, dimataku dia adalah............